Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi berbagai sektor dalam kehidupan manusia, khususnya sektor ekonomi. Himbauan untuk tetap #dirumahaja membuat sebagian besar kegiatan produksi dan distribusi harus terhenti. Semua itu dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona.

Menariknya, tidak semua sektor ekonomi harus tumbang akibat virus yang satu ini. Malahan beberapa sektor ekonomi dapat ‘menang’ dan meraup keuntungan dibalik pandemi COVID-19 yang sedang terjadi.

Dilansir dari Dcode Economic & Financial Consulting, berikut sektor-sektor yang berpotensi menang dan tumbang akibat COVID-19.

Sektor yang Berpotensi Tumbang Akibat COVID-19

Terdapat 7 sektor yang berpotensi tumbang selama pandemi COVID-19 menurut Dcode EFC sebagai berikut.

Pariwisata

Sektor pariwisata jelas mengalami kerugian paling besar akibat pandemi ini. Apalagi pengidap COVID-19 sudah terkonfimasi tersebar di lebih dari 150 negara di seluruh dunia. Menandakan bahwa sektor ini hanya dapat bangkit kembali jika penyebaran virus Corona benar-benar sudah berhasil dikendalikan.

Transportasi Laut dan Udara

Dengan tidak adanya kegiatan pariwisata, sektor transportasi laut dan udara pun kehilangan penggunanya. Hanya lalu lintas untuk mengirimkan stok peralatan medis dan kebutuhan pokok yang diperbolehkan dan jumlahnya pun diawasi. Jadi, jangan heran kalau banyak pekerja dari sektor ini harus dirumahkan hingga beberapa bulan kedepan.

Otomotif

Demi mencegah penyebaran virus Corona yang semakin masif, pergerakan manusia harus benar-benar dibatasi. Konsekuensinya, moda pergerakan seperti mobil dan motor menjadi tidak terlalu dbutuhkan pada masa seperti sekarang ini.

Pabrikan roda dua dan roda empat mau tidak mau harus menghentikan produksinya sementara. Kegiatan penjualan dan ekspor otomotif juga diprediksi akan terus melesu hingga pandemi ini mereda.

Sektor Bisnis yang Menang dan Tumbang Akibat COVID-19 (Dcode EFC).

Konstruksi dan Perumahan

Virus Corona yang mengancam nyawa manusia membuat pembangunan infrastruktur harus mengalah dulu di dalam skala prioritas. Sektor yang kebanyakan diisi oleh pekerja informal ini pun harus merumahkan sebagian besar pekerjanya akibat proyek-proyek yang terhenti selama pandemi.

Manufaktur Nonesensial

Yang dimaksud dengan industri manufaktur non-esensial adalah industri yang memproduksi barang-barang yang tidak berkenaan langsung dengan penanganan COVID-19. Contohnya seperti industri tekstil dan komponen elektronik. Rendahnya permintaan tak pelak membuat industri ini berpotensi tumbang selama status pandemi masih terjadi.

Layanan Finansial

Banyaknya pekerja yang dirumahkan membuat orang-orang harus berpikir dua kali atau lebih untuk meminjam ke Bank. Selama tidak ada jaminan yang dapat melindungi hak dari kedua belah pihak, sektor layanan finansial diperkirakan akan ikut tumbang selama pandemi virus Corona terjadi.

Pendidikan

Tutupnya sekolah-sekolah dan universitas membuat sektor pendidikan kurang bergairah. Proses belajar mengajar memang masih bisa berlangsung secara daring (online). Tetapi layanan pendidikan yang mengharuskan tatap muka belum boleh dilaksanakan selama virus Corona masih menyebar.

Lihat juga: Perbedaan Rapid Test dengan Swab Test untuk Deteksi COVID-19

Sektor yang Berpotensi Menang Akibat COVID-19

Adapun menurut Dcode EFC, berikut adalah 6 sektor yang diperkirakan dapat ‘menang’ selama pandemi COVID-19 terjadi.

Alat dan Jasa Kesehatan

Kebutuhan dokter dan tenaga kesehatan melonjak tajam akibat pandemi yang sedang terjadi. Perekrutan darurat pun dilakukan demi memiliki stok SDM yang cukup. Belum lagi kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) dan alat-alat sepert ventilator yang kian mendesak. Membuat sektor yang satu ini dipastikan ‘meraup keuntungan’ akibat adanya COVID-19.

Ritel dan Pemrosesan Makanan

Kewajiban bertahan di rumah membuat masyarakat harus pintar-pintar mengelola stok makanan dan kebutuhan harian di rumah masing-masing. Industri FMCG (Fast Moving Consumer Goods) diperkirakan dapat meraih keuntungan maksimal, terutama dari produk-produk pemrosesan makanan.

Kesehatan dan Kebersihan Diri

Demi melindungi diri dari virus Corona, masyarakat diminta menjaga kesehatan dan kebersihan diri serta keluarga. Akibatnya, permintaan di sektor ini turut melambung tinggi. Termasuk didalamnya industri rumahan dan UMKM yang memproduksi hand sanitizer, sabun, dan lain-lain.

Teknologi Informasi

Selama internet berfungsi sebagaimana mestinya, teknologi informasi tentu akan terus bertumbuh. Apalagi semakin banyak perusahaan menerapkan Work from Home (WFH) yang mengharuskan para pegawainya mengakses internet untuk menyelesaikan pekerjaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekonomi selama pandemi COVID-19 (Dcode EFC).

E-Commerce

Toko-toko yang terpaksa ditutup akibat pandemi COVID-19 kini berbondong-bondong pindah ke platform online untuk meneruskan proses jual belinya. Karenanya, platform semacam ini diperkirakan akan terus meraup untung selama pembatasan sosial (social distancing) dilakukan.

Pertanian

Kebutuhan manusia akan bahan pangan tidak akan meredup. Apalagi Indonesia dikenal sebagai salah satu lumbung pangan dunia. Sektor ini pun diperkirakan akan terus menanjak dan meraup untung selama pandemi COVID-19.

Sebagai contoh, ekspor kentang dari Belawan, Sumatera Utara sudah tercatat sebanyak 12 kali dengan total mencapai 80,5 ton selama 2020. Padahal periode yang sama pada tahun 2019 hanya mencatatkan jumlah ekspor sebanyak 7 kali dengan volume total 48,5 ton.

Sektor yang Dapat Menang dan Dapat Tumbang Akibat COVID-19

Selain sektor-sektor di atas, ada satu sektor yang dapat menang sekaligus dapat tumbang. Posisinya tidak condong kemana pun karena sangat bergantung pada dinamika yang terjadi selama pandemi. Sektor itu adalah sektor minyak dan gas (migas).

Sebagai penyuplai utama kebutuhan bahan bakar dan energi masyarakat dunia hari ini, kegiatan di sektor migas, baik di hulu maupun di hilir, tidak dapat berhenti. Proses produksi tetap harus berjalan normal meskipun harus mematuhi aturan pembatasan jarak (physical distancing).

Dengan kata lain, COVID-19 tidak terlalu mempengaruhi sektor migas. Yang lebih berpengaruh bagi sektor migas adalah dinamika harga minyak dunia dan kebijakan yang diambil oleh negara-negara produsen minyak dunia.

Untuk siapa informasi ini ditujukan?
Informasi ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat yang sedang bekerja di industri-industri di atas untuk mengantisipasi masalah yang dapat muncul akibat COVID-19. Informasi ini juga dapat digunakan oleh para pencari kerja (jobseeker), pengusaha, penanam modal, hingga pengambil kebijakan untuk menentukan langkah terbaik yang perlu diambil dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini.

Itulah sektor-sektor yang dapat menang dan dapat tumbang akibat pandemi COVID-19 berdasarkan Dcode EFC. Situasi pandemi yang penuh ketidakpastian ini menuntut kita untuk cepat beradaptasi dan bersiaga dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi.

Satu yang pasti, bahwa pandemi ini sedikit banyak mengajarkan kepada kita bahwa roda kehidupan itu benar-benar berjalan. Yang kemarin tumbang, esok bisa berbalik menang. Begitupun sebaliknya. Jadi, jangan berkecil hati. Karena esok hari, pandemi ini juga pasti berakhir.

Author

Penikmat senja, pencinta alam, dan pembaca tanda-tanda kehidupan. Menyebarkan kebaikan melalui kata-kata dan momen-momen penuh inspirasi.