Ketika kamu menginjakkan kaki di perguruan tinggi maka kamu tidak akan asing dengan yang namanya proposal penelitian. Penulisan proposal penelitian yang akan diajukan harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah agar dapat disetujui.
Daftar isi:
Apa Itu Proposal Penelitian
Proposal penelitan ditulis sebagai usulan untuk melakukan kegiatan penelitian. Penulisan proposal harus mengikuti pedoman sehingga terjaga keseragaman dan dapat memenuhi standarisasi yang telah ditentukan. Penulisan proposal penelitian yang baik dapat meningkatkan kualitas akademik perguruan tinggi yang bersangkutan.
Tujuan dibuatnya proposal penelitian:
- Mendapat persetujuan dosen pembimbing dan instansi terkait
- Untuk validasi metode riset yang akan dilakukan
- Mendapatkan sponsor pendanaan untuk melakukan riset
Lewat artikel ini, akan dibahas secara rinci bagaimana cara membuat proposal penelitian dan mengetahui apa saja struktur yang terdapat pada proposal tersebut. Jika dibutuhkan, Anda dapat melihat contoh proposal penelitian yang valid dan sudah terstandarisasi di dunia pendidikan tinggi.
Versi PDF dari contoh proposal penelitian dapat diunduh lewat tombol dibawah ini, sedangkan untuk format dokumen (docx) dapat diunduh di bagian akhir artikel berikut.
Proposal Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
Apa itu proposal penelitian kuantitatif? Proposal penelitian kuantitatir merupakan proposal penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang pada umumnya menitikberatkan pada pengukuran secara objektif/ilmiah tentang suatu fenomena sosial. Ciri-cirinya dapat diketahui dari penulisannya yang sistematis, jelas, dan penyajian data berupa angka. Pada umumnya, visualisasi datanya berupa tabel, grafik, gambar, dan sebagainya.
Sedangkan proposal penelitian kualitatif, merupakan metode penulisan dengan pendekatan yang bersifat deskriptif serta cenderung memerlukan analisis, sehingga dari sini perspektif subjek akan lebih ditonjolkan. Peneliti akan berperan penting di sini, peneliti akan menggunakan teori yang telah ada sebagai penjelas. Tujuan proposal kualitatif berbeda dengan kuantitatif, pendekatan kualitatif bertujuan menjelaskan fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh pendekatan kuantitatif.
Sistematika Penulisan Proposal Penelitian
Sistematika penulisan merupakan kerangka kepenulisan rencana penelitian atau karya tulis yang di dalamnya terdapa beberapa elemen penting. Elemen penting yang terdapat pada proposal penelitian meliputi judul, isi, hingga daftar pustaka guna menjelaskan tentang apa, mengapa dan bagaimana riset akan dilakukan.
Secara detailnya, elemen-elemen penting tersebut adalah sebagai berikut:
- HALAMAN JUDUL
- DAFTAR ISI
- BAB I PENDAHULUAN yang meliputi: Latar Belakang, Rumusan Masalah Tujuan Penelitian, dan Manfaat Penelitian
- BAB II TINJAUAN PUSTAKA yang meliputi Review Literatur, Batasan Konseptual, dan Kerangka Teori/Hipotesis
- BAB III METODOLOGI PENELITIAN yang meliputi Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data
- BAB IV RENCANA KERJA PENELITIAN
- BAB V ANGGARAN
- DAFTAR PUSTAKA
- LAMPIRAN
Halaman judul dan daftar isi berisi judul penelitian dan isi yang terdapat pada proposal. Pada tahap pengajuan proposal ini judul masih dapat dirubah/direvisi.
Bab Pendahuluan proposal terdiri dari setidaknya empat elemen yang telat disebutkan di atas. Latar belakang meliputi penjelasan kontekstual mengenai tema riset yang akan diteliti, biasanya berisi penjelasan dan permasalahan umum. Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan terkait detail dari tema riset apa yang ingin diketahui peneliti. Tujuan dan manfaat penelitian meliputi ekspektasi terhadap hasil dari riset tersebut.
Bab Tinjauan Pustaka berisi penjelasan terkait dengan tema riset dalam bentuk review literatur atau hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Biasanya didukung dengan teori yang mencantumkan sitasi dari peneliti sebelumnya. Literatur harus relevan dan up to date. Selain itu, Bab Tinjauan Pustaka juga berisi definisi konseptual dari istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian nantinya. Pada penelitian kuantitatif, bab ini digunakan untuk menyusun hipotesis dan untuk menyusun kerangka teoritis bagi penelitian kualitatif.
Bab Metodologi berisi penjelasan mengenai bagaimana penelitian tersebut dilakukan. Untuk metode penelitian kuantitatif lebih mengacu bagaimana data dikumpulkan, serta bagaimana data dianalisis nantinya. Teruntuk penelitian dengan pendekatan kualitatif bisa mengacu populasi dan sampelnya, bagaimana pengambilan sampelnya, dan juga siapa partisipan yang dilibatkan dan mengapa.
Bab Rencana Kerja Penelitian berisikan jadwal rencana penelitian ke depannya apabila proposal penelitian diterima.
Bab Anggaran Dana berisi keterangan alat dan bahan, jumlah, dan harga yang diperlukan untuk penelitian ke depannya.
Daftar Pustaka dan Lampiran berisi referensi terkait yang digunakan dalam penulisan proposal. Untuk mempelajari lebih lanjut, saya menyarankan pada pembaca untuk mempelajari materi terkait di contoh penulisan daftar pustaka .
Baca Juga: Contoh Poster Penelitian Karya Ilmiah [+ Template PPT]
Cara Membuat Judul Penelitian
Bebearapa orang mungkin bingung bagaimana membuat judul penelitian. Judul penelitian yang baik dan benar dapat diketahui dari cirinya yang tegas dan jelas dalam menunjukkan satu atau beberapa variabel bebas (independent variable) yang dipandang sebagai faktor antecendent (sebab) dan satu vaiabel terikat (dependent variable) yang dipandang sebagai akibat, serta menunjukkan juga lokasi penelitian secara jelas.
Setelah poin-poin yang nantinya akan dibuat judul penelitian ditemukan, pemilihan judul penelitian dilanjutkan dengan menentukan starting point penyusunan proposal penelitian. Starting point merupakan asumsi atau anggapan dasar peneliti terhadap fenomena yang akan dikritisi pada penelitian.
Menurut Mardalis (1995), dalam menetapkan judul penelitian perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
- Judul penelitian yang menarik minat peneliti. Maksudnya ialah dapat menarik dan dapat membangkitkan minat di peneliti dalam setiap langkah penelitian, terutama keinginan untuk memperoleh kebenaran ilmiah.
- Judul yang dipilih mampu dilaksanakan peneliti. Dengan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, peneliti akan mampu memecahkan permasalahan dengan judul yang dipilih.
- Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah bekerja dan berusaha dengan susah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri, masyarakat dan ilmu pengetahuan.
- Judul yang dipilih hendaknya cukup data tersedia. Pemilihan judul penelitian hendaknya didukung oleh data yang cukup tersedia dan meyakinkan peneliti untuk menelitinya. Data yang dimaksud ialah data sekunder, dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep yang kelak digunakan untuk menyusun hipotesis penelitian.
- Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul penelitian lainnya. Jika terdapat dua judul yang sama, orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.
Cara Menentukan Metode Penelitian
Ada banyak macam metode penelitian, di antaranya adalah metode historis, metode deskiptif, metode pekembangan, metode kasus, dan sebagainya, metode kuantitatif, metode kualitatif, dan sebagainya.
Metode penelitian membicarakan megenai tata cara pelaksanaan penelitian, sesuai definisinya metode penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitian akan dilaksanakan. Metode penelitian sering dikacaukan dengan prosedur penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut saling berhubungan dan sulit dibedakan. Sedangkan prosedur penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian, metode penelitian melingkupi prosedur penelitian dan teknik penelitian.
Menurut Nazir, seorang peneliti sebelum melaksanakan penelitian, sebaiknya menjawab terlebih dahulu tiga buah pertanyaan, yaitu:
- Urutan kerja apakan yang harus dilakukan dalam melaksanakan penelitian?
- Alat-alat apakah yang akan digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data?
- Bagaimana melakukan penelitian tersebut?
Bagaimana cara membedakan teknik penelitian dan metode penelitian? Jika yang dibicarakan adalah penggunaan interview atau wawancara sebagai alat pengumpulan data, maka yang dibicarakan adalah teknik penelitian atau metodologi penelitian. Jika yang dibicarakan adalah bagaimana penelitian dilakukan, yaitu dengan prosedur dan alat bagaimana suatu penelitian dilakukan, maka yang dibicarakan adalah metode penelitian.
Lihat: Contoh Pendahuluan Proposal Usaha & Penelitian Ilmiah [PDF]
Contoh Proposal Penelitian Tesis
Agar bisa lebih jelas memahami bagaimana membuat porposal penelitian yang baik dan benar, berikut contoh research proposal untuk Tesis program magister di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Bandung.
USULAN PENELITIAN PROGRAM MAGISTER
PENGARUH PENAMBAHAN MAGNESIUM TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROALGA PADA MEDIUM LIMBAH SAWIT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia meningkat pesat karena permintaan ekspor yang tinggi, yaitu mencapai 25,7 juta ton sawit (sekitar 46,6% produksi dunia). Seiring dengan penambahan jumlah produksi, volume limbah kelapa sawit yang dihasilkan juga meningkat (Susanto dkk., 2017). Salah satu limbah terbesar yang dihasilkan oleh industri kelapa sawit adalah limbah cair yang dikenal dengan Palm Oil Mill Effluent (POME). Total limbah POME mencapai 50-60% dari komposisi kelapa sawit. Limbah POME masih mengandung senyawa-senyawa organik yang tinggi sehingga berpotensi besar untuk diolah kembali. Saat ini, salah satu pengolahan limbah POME adalah untuk produksi biogas. Sebanyak 28 m3 biogas dihasilkan dari 1 m3 limbah POME (Ahmed dkk., 2015). Total energi yang dihasilkan oleh biogas dari limbah POME dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan energi di industri atau kebutuhan listrik masyarakat sekitar industri.
Biogas dari limbah POME sebagai sumber energi alternatif menemui beberapa tantangan produksi. Salah satunya terkait dengan nilai densitas energi yang lebih rendah dibandingkan dengan gas alam. Kandungan CO2 dan H2S yang tinggi menyebabkan biogas dari limbah POME tidak dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar. Dengan demikian, perlu adanya proses hilir berupa purifikasi biogas dari limbah POME untuk menurunkan hingga menghilangkan kandungan CO2 dan H2S dan menaikkan nilai energi metana pada biogas (Choong dkk., 2018).
Penelitian yang telah banyak dilakukan untuk proses purifikasi biogas antara lain menggunakan teknologi fisis dan kimiawi melalui water scrubbing, organic solvent scrubbing, chemical scrubbing, pressure swing adsorption, membrane separation, dan cryogenic separation (Manoz dkk., 2015). Metode-metode ini memiliki tahapan sangat panjang dan memakan energi operasi yang tinggi. Oleh karena itu, dikembangkan metode yang lebih hemat energi dan ramah lingkungan yaitu teknologi purifikasi secara biologis. Teknologi ini menggunakan agen biologis untuk menghilangkan senyawa-senyawa pengotor untuk mencapai kemurnian biogas yang tinggi. Salah satu agen yang mampu menjadi biokonvertor adalah kelompok mikroalga. Prinsip dasarnya adalah memanfaatkan kemampuan fotosintesis sel-sel mikroalga sehingga senyawa CO2 dalam biogas dimanfaatkan oleh mikroalga sebagai sumber karbon pembentuk biomassa (Manoz dkk., 2015). Konsep ini juga mendukung sistem biorefinery atau zero waste sehingga meminimalisasi buangan pada akhir proses purifikasi.
Kelimpahan mikroalga di dunia diperkirakan mencapai 200.000-800.000 spesies, dengan spesies terbesar yang tumbuh pada iklim Asia antara lain: Spirulina sp., Chlorella sp., dan Dunaliella salina. Batten dkk (2011) menerangkan bahwa Indonesia adalah negara ketiga di anggota APEC yang memiliki potensi besar dalam produksi mikroalga. Van Harmelen dan Oonk (2006) menyatakan bahwa wilayah bersuhu di atas 15oC cocok digunakan sebagai suhu optimum produksi mikroalga. Mikroalga dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah organik. Mikroalga memiliki kemampuan menyerap senyawa organik pada limbah sebagai nutrien untuk tumbuh. Melalui proses fotosintesis, mikroalga menghasilkan oksigen yang dapat menurunkan kadar BOD dan COD dalam limbah (Hadiyanto dan Azim, 2012). Dengan demikian, mikroalga berpotensi sebagai agen purifikasi biometana dalam limbah POME dengan menurunkan kadar CO2.
1.2 Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi medium pertumbuhan mikroalga untuk purifikasi biogas dari limbah POME guna mendapatkan kemurnian biometana yang tinggi. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
Menentukan jenis mikroalga yang sesuai untuk proses pemurnian biometana dari limbah POME dengan kultur murni dan konsorsium
Menentukan laju pertumbuhan spesifik mikroarga kultur murni dan konsorsium dalam variasi medium berbeda
Menentukan kadar kemurnian biometana sintetik hasil purifikasi menggunakan mikroalga yang pertumbuhannya telah teroptimasi
1.3 Hipotesis
Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini antara lain:
– Jenis mikroalga yang sesuai untuk proses pemurnian biometana dari limbah POME adalah konsorsium Chlorella sp., Halospirulina sp., dan Picochlorum sp.
– Laju pertumbuhan spesifik tertinggi terdapat pada variasi medium dengan komposisi CO2 sebesar 15% serta penambahan senyawa prekursor Mg2+
– Kemurnian biometana sintetik yang telah dipurifikasi menggunakan mikroalga yang pertumbuhannya telah teroptimasi mencapai 95%
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Limbah POME
Limbah Palm Oil Mill Effluent (POME) merupakan limbah cair yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit. Sekitar 50-60% kandungan limbah kelapa sawit adalah limbah POME. Tabel 2.1 menunjukkan komposisi keseluruhan kelapa sawit.
Limbah sawit | % (dari total limbah) |
---|---|
TTKS | 23 |
Cangkang | 6,5 |
Lumpur sawit | 4 |
Serabut | 13 |
POME | 50-60 |
Kapasistas pembangkit listrik limbah POME sebesar 13,6 MW dengan kelimpahan POME di Indonesia mencapai 600-700 liter POME per 1 ton tandan kelapa sawit (Susanto dkk., 2017). Tabel 2.2 menunjukkan karakteristik umum dari limbah POME yang tinggi akan kandungan senyawa-senyawa organik sisa pengolahan minyak kelapa sawit.
Karakteristik | Komposisi |
---|---|
COD (g/L) | 43-84 |
BOD (g/L) | 38-57 |
Total solids (g/L) | 11,5-79 |
TTS (g/L) | 40 |
Volatile solids (g/L) | 9-72 |
Karbohidrat | 8,76 |
Alkalinitas | 1,05 |
N total (mg/l) | 400-1100 |
Mg (mg/l) | 170-344 |
Fe (mg/l) | 2-200 |
pH | 3,6-4,6 |
2.2 Biometana dari limbah POME
POME dijadikan sebagai bahan baku dalam proses produksi biogas dalam anaerobic digestion (Ohimain dan Izah, 2017). Kandungan biogas yang dihasilkan dari limbah POME ditunjukkan pada Tabel 2.3.
Senyawa | Komposisi (%) |
---|---|
CH4 | 55-60 |
CO2 | 35-40 |
H2S | 0,8-1 |
NH3 | 1 |
O2 | <1 |
N2 | 1 |
CO | <1 |
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram alir metode kerja
Untuk menentukan kemampuan mikroalga dalam proses purifikasi biogas, beberapa tahapan penelitian akan dilakukan. Gambar 3.1 menunjukkan diagram alir metode kerja penelitian ini.
3.2 Tahapan penelitian
3.2.1 Penentuan kinetika pertumbuhan mikroalga pada kultur murni maupun konsorsium
Mikroalga jenis Chlorella sp., Halospirulina sp., dan Picochlorum sp. diambil dari Balai Besar Budidaya Air Payau. Mikroalga ditumbuhkan dalam medium f/2 dengan penambahan biogas sintetik pada variasi komposisi CO2 (5%, 15%, 30%). Kondisi tumbuh mikroalga meliputi pH 7-8, suhu ruang (25-26oC), rasio pencahayaan 12:12. Periode pertumbuhan selama 14 hari dengan pengambilan sampel setiap 24 jam. Profil pertumbuhan yang ditentukan adalah laju pertumbuhan spesifik pada kultur murni dan kultur konsorsium dengan mengukur OD menggunakan metode spektrofotometri. Kurva pertumbuhan ditentukan untuk mengetahui variasi kultur dengan laju pertumbuhan tertinggi.
3.2.2 Penambahan senyawa prekursor Mg2+ pada proses purifikasi biogas sintetik
Kultur yang menunjukkan profil terbaik pada variasi konsentrasi biogas sintetik ditambahkan senyawa Mg2+ (0,1; 0,5; 1 ppm) untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan pertumbuhan dan purifikasi biogas oleh mikroalga. Kadar awal dan akhir biogas ditentukan.
3.2.3 Analisis produk
Total biomassa mikroalga dianalisis dengan menggunakan pengukuran berat kering dan densitas sel (OD) pada spektofotometer. Kadar biogas awal dan akhir ditentukan dengan menggunakan metode gas chromatoghrapy (GC).
3.3 Intrepretasi data
Untuk menentukan biomassa tumbuhan, data berat kering atau OD diinterpretasikan dalam kurva pertumbuhan mikroorganisme dengan asumsi kondisi kultur tunak/ batch. Persamaan matematis untuk menentukan laju pertumbuhan spesifik ( dan waktu penggandaan (doubling time) adalah sebagai berikut:
dX/(dt )= μ X ;
maka:
μ=ln〖X-lnXo 〗/t (3.1)
dengan μ adalah laju pertumbuhan spesifik mikroalga., X dan Xo adalah biomassa kering mikroalga pada waktu t dan t = 0.
Untuk menentukan waktu penggandaan (doubling time) biomassa mikroalga digunakan persamaan:
waktu penggandaan (dt)=ln2/μ (3.2)
Untuk menentukan konversi CO2 menjadi biomassa mikroalga, ditentukan neraca massa menggunakan persamaan:
CO2 + H2O + foton + nutrien -> O2 + biomassa mikroalga (CH1.63N0.14O0.43P0.006S0.005) + heat (3.3)
Persentase konversi CO2 juga dapat ditentukan dengan persamaan:
% konversi CO2=(CO2 awal-CO2akhir)/(CO2 awal) x 100% (3.4)
Kemudian, ditentukan kadar kemurnian biometana hasil purifikasi menggunakan mikroalga dengan menentukan kadar CO2 dan H2S awal dan akhir. Persentase kemurnian ditentukan dengan persamaan:
% kemurnian CH4=(CH4 )/((CH4+CO2+H2S)) x 100% (3.5)
BAB IV
RENCANA KERJA PENELITIAN
BAB V
ANGGARAN
Alat dan Bahan | Jumlah | Harga Satuan | Harga Total |
---|---|---|---|
Bahan-bahan utama | |||
Kultur murni | 3 kg | Rp150.000,00 | Rp450.000,00 |
Gas CO2 murni | 1 kg | Rp45.000,00 | Rp45.000,00 |
Aquades | 100 L | Rp5.000,00 | Rp500.000,00 |
MgSO4.H2O | 9 gr | Rp2.000,00 | Rp18.000,00 |
Medium f/2 | 2 L | Rp450.000,00 | Rp900.000,00 |
Biogas sintetik | 1 kg | Rp90.000,00 | Rp90.000,00 |
Lampu LED | 3 buah | Rp34.000,00 | Rp102.000,00 |
Bahan-bahan lain | |||
Tips 1000 uL | 200 buah | Rp1.000,00 | Rp2.000,00 |
Tips 200 uL | 200 buah | Rp1.000,00 | Rp2.000,00 |
Mikrotube | 100 buah | Rp1.000,00 | Rp1.000,00 |
Kuvet | 100 buah | Rp3.000,00 | Rp3.000,00 |
Sarung tangan | 1 pak | Rp65.000,00 | Rp65.000,00 |
Tissue | 3 pak | Rp25.000,00 | Rp75.000,00 |
Masker | 1 pak | Rp22.000,00 | Rp22.000,00 |
Kertas whatmann no.1 | 100 buah | Rp1.000,00 | Rp100.000,00 |
Kebutuhan lainnya | |||
Jasa transportasi sampel | 2 | Rp250.000,00 | Rp500.000,00 |
Kebersihan alat | 1 paket | Rp200.000,00 | Rp200.000,00 |
Uji sampel GC | 10 | Rp250.000,00 | Rp2.500.000,00 |
Publikasi | 1 | Rp200.000,00 | Rp200.000,00 |
Pembuatan laporan | 1 | Rp500.000,00 | Rp500.000,00 |
TOTAL | Rp6.275.000,00 |
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Y., Yaakob, Z., Akhtar, P., dan Sopian, K. (2015). “Production of biogas and performance evaluation of existing treatment processes in palm oil mill effluent (POME).” Renewable and Sustainable Energy Reviews 42(2015) 1260–1278
Alberts, B., Johnson, A., Lewis, J., Morgan, D., Raff, M., Roberts, K., dan Walter, P. 2016. Molecular Biology of The Cell: Sixth Edition. New York, US: Garland Science- Taylor Francis Group
Astuti, J.T., Sriwuryandari, L. dan Sembiring, T. (2011). “Pengaruh Penambahan Mg2+ terhadap Produktivitas dan Komposisi Asam Lemak Mikroalga Scenedesmus sebagai Bahan Biodiesel”. Jurnal Riset Industri Vol. V, No.3, 2011, Hal 265-274
Batten, D., Peter C., Greg T. (2011). “Resource Potential of Algae for Sustainable Biodiesel Production in the APEC”. Presentation at APEC Workshop on Algal Biofuels San Francisco http://www.egnret.ewg.apec.org/ workshops/AlgalBiof uels/David%20Batten.pdf
Choong, Y.Y., Chou, K.W., dan Norli, I. (2017). “Strategies for improving biogas production of palm oil mill effluent (POME) anaerobic digestion: A critical review”. Renewable and Sustainable Energy Reviews. http://dx.doi.org/10.1016/j.rser.2017.10.036
Datu, A. M., Karya, I., Zakir, M. (2013). “Pengaruh Penambahan Ion Mg2+ Terhadap Kandungan Lipid Mikroalga Chlorella vulgaris Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biodiesel dengan Metode Ultrasonik”. Jurusan Kimia FMIPA. Universitas Hasanuddin
Franco-Morgado, M., Alcantara, C., Noyola, A., Munoz, R., dan Gonzalez-Sanchez, A. (2017). “A study of photosynthetic biogas upgrading based on a high rate algal pond under alkaline conditions: Influence of the illumination regime”. Science of the Total Environment 592 (2017) 419–425
Graneli, Enda. dan Salomon, P.S. (2010). “Factor Influenceing Allelopathy And Toxicity in Prymnesium parvum”. Journal of The American Water Resources Association. (46) 1
Hadiyanto dan Azim, A. 2012. Mikroalga: Sumber Pangan dan Energi Masa Depan. Semarang: UPT UNDIP Press. ISBN: 978-602-097-298-3
Download Contoh Proposal Riset
Untuk mengunduh contoh proposal penelitian diatas dalam format docx (editable), Anda dapat menggunakan tombol download dibawah ini. Semoga bermanfaat dan selamat merancang penelitian yang akan berguna bagi orang banyak kedepannya!